PERGAULAN DAN PENDIDIKAN
(MAKALAH)
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pedagogik
Dosen Pengampu, Dr.Syarip Hidayat,M.A, M.Pd.
disusun oleh :
Feby Ruliandita; 1700090
Farida Sara Tiana; 1700126
Annisa Srimaryanti; 1701612
Rizqi Abdul Majid; 170421
Kelas; 1A PGSD
Kelompok; 3 (tiga)
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk membahas materi mengenai “Pergaulan Dan Pendidikan”, yang dimana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran Bidang Studi.
Makalah ini
menjelaskan tentang Pergaulan dan pendidikan dan juga
menjelaskan sifat-sifat pergaulan serta perubahan-perubahan situasi pergaulan
biasa menjadi situasi pendidikan. Diharapkan setelah membaca makalah ini sebagai pendidik
dapat membedakan situasi pergaulan biasa menjadi situasi
pendidikan serta dapat mengubah situasi tersebut.
Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, hal itu disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan, waktu, serta sumber yang penulis miliki. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulis selanjutnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pedagogik yaitu Dr.Syarip Hidayat,M.A,M.Pd., serta kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini,
semoga semua amal baik semua pihak mendapatkan balasan yang berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tasikmalaya, Maret 2018
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dimana dengan Pendidikan manusia dapat menjadi manusia yang seutuhnya dan Pendidikan juga
merupakan faktor utama dalam menjaga bangsa yang telah merdeka ini dan mengisi
kemerdekaan yang telah tercipta ini dengan prestasi-prestasi dunia yang dapat
mengharumkan nama bangsa ini, dalam
Pendidikan pasti tidak lepas dari yang namanya komunikasi antar pendidik dan
peserta didik dalam komunikasi tersebut pula pasti adanya interaksi dan
bergaulan sesama peserta didik maupun sama pendidik tersebut.
Di era modern ini pergaulan hampir sudah tidak
terkendali lagi, ada beberapa kasus akibat dari pergaulan bebas seperti
narkoba, minuman keras, seks bebas dan lainnya. Disinilah peran pendidik agar
bisa mengarhkan peserta didiknya dalam pergaulan yang positif tapi tidak hanya
peran pendidik melainkan peran orang tua lah yang paling penting karena orang
tua merupakan guru pertama bagi seorang anak.
Maka dari itu, makalah ini kami susun untuk memberikan
pengetahuan seputar pergaulan dan Pendidikan kepada pendidik maupun orang tua
agar dapat mengarahkan peserta didiknya maupun anaknya ke pergaulan yang
positif.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan
Latar belakang diatas mengenai latar belakang Pendidikan dan pergaulan, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud pergaulan sebagai
tempat fenomena pendidikan dan situasi Pendidikan?
2.
Jelaskan fenomena pendidikan
berlangsung dalam pergaulan orang dewasa dengan anak ?
3.
Jelaskan sifat-sifat pergaulan Pendidikan
?
4. Bagaimana kemungkinan dan sifat perubahan
situasi pergaulan biasa menjadi situasi Pendidikan ?
1.1.5
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
pembuatan makalah ini secara jelas yaitu:
1. Untuk mengetahui
pergaulan sebagai tempat fenomena
pendidikan dan situasi Pendidikan
2. Untuk mengetahui fenomena pendidikan berlangsung dalam
pergaulan orang dewasa dengan anak
3. Untuk
mengetahui sifat-sifat pergaulan Pendidikan
4. Untuk mengetahui kemungkinan dan sifat perubahan situasi
pergaulan biasa menjadi situasi Pendidikan
5. Untuk
mengetahui sifat Pendidikan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari
penyusunan makalah ini disusun, yakni:
1. Memberikan pengetahuan kepada pendidik maupun
orang tua mengenai Pendidikan dan pergaulan
2. Dapat meminimalisir pergaulan bebas
3. Dapat
mengetahui sifat pergaulan dan dapat menanggulangi pergaulan bebas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pergaulan
sebagai Tempat Fenomena Pendidikan dan Situasi Pendidikan
Manusia
sebagai makhluk sosial, ia hidup bersama dan bergaul dengan sesamanya. Di dalam
pergaulan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu sehingga terjadi saling
mempengaruhi dengan manusia lainnya. (Pendagoik Teoritis Sistematis, 2014)
Manusia memiliki beberapa jenis
pergaulan, dibedakan menjadi beberapa jenis anatara lain :
1. Pergaulan dilakukan antara orang
dewasa dengan orang dewasa
2. Pergaulan antara orang dewasa
dengan anak (orang belum dewasa)
3. Pergaulan antara anak dengan anak
Situasi
pergaulan yaitu suatu keadaan yang mempunyai bentuk dan tujuan tertentu dari
pergaulan yang bersangkutan. Situasi pergulan dibedakan menjadi dua macam, antara
lain :
1. Situasi pergaulan biasa atau situasi
pergaulan bukan pendidikan, contohnya kegiatan bermain, kegiatan jual-beli dan
kegiatan yang mengandung unsur hiburan.
2. Situasi pendidikan, merupakan situasi pergaulan yang diciptakan dengan
sengaja karena ada suatu tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Ada suatu nilai
yang hendak disampaikan kepada anak sebagai anak didik dari orang dewasa (orang tua, guru) sebagai pendidik. Contohnya,
seorang guru sedang membimbing anaknya mengerjakan lembar kerja siswa.
Fenomena
pendidikan berada di dalam pergaulan, bahwa di dalam setiap pergaulan
terkandung situasi tertentu. Pergaulan itu mengandung situasi pergaulan biasa
(situasi bukan pendidikan), dan situasi pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan sekalipun
belum semua pergaulan mengandung fenomena pendidikan (situasi pendidikan),
tetapi fenomena pendidikan (situasi pendidikan) itu hakikatnya berada dalam
pergaulan.
B.
Fenomena Pendidikan Berlangsung dalam Pergaulan Orang Dewasa dengan Anak
Fenomena
pendidikan (situasi pendidikan) hanya berlangsung di dalam pergaulan antara
orang dewasa dengan anak, menurut M.J Langeveld (1980:20) menyatakan bahwa
“lingkungan tempat kita melihat fenomena pendidikan terlaksana terdapat dalam
pergaulan oranga dewasa dengan anak”. Seiring dengan pernyataan tersebut dapat
dikatakan maka pendidikan atau kegiatan mendidika hanya akan berlangsung dalam
pergaulan antara orang dewasa dengan anak (orang belum dewasa).
C.
Sifat-Sifat Pergaulan Pendidikan
Tidak
setiap pergaulan antara orang dewasa dengan anak mengandung situasi pendidikan.
Contoh pada saat ujian berlangsung karena takut muridnya tidak lulus seorang
guru pengawas ujian membiarkan murid-muridnya menyontek bahkan guru tersebut
memberi tahu kunci jawaban soal ujian,sehingga tidak setiap pergaulan antara
orang dewasa dengan anak dapat tergolong ke dalam pendidikan. Pengaruh orang
dewasa kepada anak dikatakan mendidik hanya jika tindakan atau pengaruh itu
diberikan secara sengaja dan bersifat positif. Artinya bahwa pengaruh itu
disadari,dilakukan dan diberikan oleh orang dewasa kepada anak untuk membantu
anak agar hidup anak tersebut lebih terarah dan mandiri.Sejalan dengan
pernyataan ini M.J Langeveld (1980:20-21) mengemukakan adanya dua sifat pergaulan
dalam rangka prndidikan,yaitu :
1. Bahwa dalam pergaulan orang berusaha
mempengaruhi
2.Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa
(atau yang diciptakan oleh orang dewasa,seperti :sekolah,buku,peraturan,hidup
sehari-hari ,dsb) ditujukan kepada anak agar mencapai kedewasaan contoh seorang
guru setiap masuk ruangan mengucapkan salam agar sikap guru dapat ditiru oleh
anak dan sikap positif tersebut dapat dilakukan oleh anak.
D.
Kemungkinan dan Sifat Perubahan situasi pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan
Situasi
pergaulan biasa antara orang dewasa dengan anak dapat berubah atau diubah
menjadi situasi pendidikan jika terpenuhi dua sifat pergaulan pendidikan,yaitu
jika orang dewasa sengaja mempengaruhi anak mencapai kedewasaaan, mempunyai
maksud pengaruh itu diberikan dengan dan dan telah memiliki tujuan
tertentu,untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode-metode yang tepat
bagi anak didiknya sehingga perlunya wawasan penddik dalam mengaruhi anak.
Implikasi dari itu maka tanggung jawab pendidikan berada pihak orang dewasa
yang harus memberikan pengaruh positif kepada anak dalam pencapaian kedewasaan.
Sifat
yang harus dipenuhi dalam mengubah situasi pergaulan biasa menjadi pergaulan
pendidikan menurut M.J.Langeveld (1980:30-31) ada dua sifat yang harus
diperhatikan yaitu Kewajaran (wajar) dan ketegasan (tegas)
Perlunya
kewajaran dalam mengubah situasi pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan
hendaknya dilakukan secara wajar
sehingga tidak tampak jelas dan tidak dirasakan kesengajaannya oleh anak didik
walaupun itu secara sengaja diciptakan oleh pendidik. anak biasanya tidak
menyadari bahwa situasi pergaulan yang berlangsung telah berubah menjadi
situasi pendidikan sehingga demikian anak menerima pengaruh pendidik secara
wajar pula.conto seorang ibu dan anak sedang menonton tv diacara tersebut
adanya tindakan pencurian dan temannya meingatkan untuk tidak mencuri,sehingga
ibu tersebut langsung mengubah situasi biasa menjadi situasi pergaulan
pendidikan dengan cara memberikan pernyataan bahwa mencuri itu salah perbuatan
tidak baik, sampai akhirnya anak mengerti bahwa dalam kehidupan ada
aturan-aturan yang harus ditaati, salah satunya tidak boleh mencuri. Serta
selalu bersyukur atas apa yang dimiliki.Pengalaman membuktikan bahwa
kesengajaan yang terlalu nyata biasanya dianggap oleh anak didik sebagai
pelanggaran atas hak dan kebesannya untuk menentukan sikapnya sendiri keadaan
seperti ini akan mengakibatkan anak didik memberikan perlawanan, protes atau
menjauhkan diri”menghindar dari pendidiknya.
Perlunya
ketegasan dalam mengubah situasi biasa menjadi situasi pergaulan pendidikan
alasannya bahwa sifat pengubahan situasi seperti ini akan memberikan kejelasan
bagi anak tentang hal positif atau negatif, mana yang baik atau tidak baik
serta menyadari apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan tegas dalam
hal ini bukan berarti keras atau kekerasan melainkan menunjukkan kejelasan
perbedaan antara pengetahuan ,sikap , nilai-nilai dan perbuatan benar atau baik
dengan salah atau tidak baik.
Contoh
seorang guru melhat muridnya dalam kasus peminjaman barang tanpa izin semasa
temannya dan terjadi percekcokan antar murid,ibu guru berusaha untuk
menghentikan percekcokan tersebut dengan cara menegur tetapi tidak dengan cara
keras.
Kepercayaan
sebagai syarat teknik pendidikan. Ketika hal yang baik dan berguna bagi anak dapat
dimasukkan kedalam pergaulan oleh pendidik. Sebaliknya hal yang tidak baik
tidak berguna dan berbahaya bagi anak didik dikeluarkan oleh anak didik
dikeluarkan dalam rangka itu semua pendidik perlu mengawasi segala sesuatu yang
terjadi dalam pergaulan perlu diperhatikan bahwa pengawasan berlebihan dari
pendidik akan mengakibatkan anak didik melarikan diri dari sifat-sifat
pergaulan yang dilaksanakan dengan hati terbuka ,ia mungkin orang yang suka
menyembunyikan isi hatinya suka berbohong dan sebagainya bahkan mungkn menunci
diri terhadap pendidik apabila tekanan yang ditimbulkan oleh pengawasan terlalu
besar dirasakan anak didik. Sehubungan denga itu M.J Langeveld (1980:33) menyatakan
bahwa “perhubungan yang berdasarkan percaya mempercayai merupakan syarat tehnik
bagi pendidikan”.
Lingkungan
pendidikan. terjadinya pergaulan dalam rangka pendidikan berlangsung diberbagai
lingkungan. Dibedakan kedalam tiga jenis,yaitu :
1.
Lingkungan pendidikan informal (Keluarga)
2. Lingkungan pendidikan formal (Sekolah)
3. Lingkungan pendidikan nonformal
(Masyarakat)
E.
Sifat Pendidikan
Pergaulan
pendidikan harus memenuhi dua sifat yaitu 1)adanya tindakan/pengaruh yang
disengaja dari pendidik kepada anak didik dan 2)Tindakan atau pengaruh bersifat
positif artinya diarahkan anak agar mencapai kedewasaan. Adanya makna dalam
pernyataan tersebut bahwa tindakan/pengaruh dikategorikan sebagai pendidikan
hanya apabila diupayakan secara disengaja dengan cara-cara yang tidak melangar
nilai-nilai dan norma-norma yang diakui didalam masyarakat. Ketika tindakan
orang dewasa kepada anak dan tindakan tersebut bertentangan dengan norma maka
tidak termasuk kedalam golongan pendidkan sehingga dinyatakan sebagai Pendidikan
bersifat normatif. Implikasi dari pendidikan normatif bahwa tujuan,isi,caradan
alat pendidikan digunakan pendidik semua harus diarahkan untuk membimbing anak
didik kepada hal-hal yang baik atau kearah kedewasaan masih banyak yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan aspek pribadi anak didik oleh pendidik.
Seperti halnya Karakter,minat bakat,kemampuan dan sebagainya.Anak didik bukan
hanya berkembang melainkan ketidakmampuan dan ketergantungannya yang menuntut
asuhan,bimbingan, pengajaran dan sebagainya dari pendidik. Menurut
M.J.Lengeveld (1980:34) “Pergaulan yang tidak menghormati keanakan itu
menunjukan kekurangan dan ketidak sempurna pedagogis”.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan pengkajian materi
pergaulan dan pendidikan ditarik kesimpulan Pergaulan pendidikan yang
tujuan,isi,metode dan alat pendidikannya tidak sesuai dengan kodrat,martabat
dan nilai-nilai kemanusiaan tidak dapat disebut sebagai pendidikan.Dalam
pergaulan pendidikan melibatkan orang dewasa sebagai pendidik untu mendidik
anak mengenai hal positif dalam mencapai kedewasaanya.
B. Saran
Setelah membaca makalah Pergaulan
dan pendidikan saling mempengaruhi sehingga baik dilingkungan keluarga,sekolah
dan masyarakat diharapkan selalu memberikan pengaruh hal-hal positif agar
tercipta lingkungan pendidikan.
C.Implikasi
Selalu
berikan hal-hal positif dalam lingkungan hidup dan ketika melihat hal negatif
segera untuk memperbaiki agar selalu tercipta lingkungan yang baik
Comments
Post a Comment