Assalamu’alaikum
Hai, selamat datang, perkenalkan nama ku Siti (tentu
saja ini nama samaran) ini adalah kisah ku yang telah ku lalui secara nyata,
selamat membaca.
Aku adalah seorang anak pertama yang lahir dari
keluarga sederhana, ayah dan ibuku orang yang bekerja di bawah kepemerintahan
dengan gajih yang sangat kecil, ayahku bisa di bilang orang yang cukup ‘alim, aku
tinggal di sebuah perkampungan yang dinamakan kampung Sukacita (nama samaran), kampung
tempat ku tinggal sangat lah sederhana dengan budaya local yang sangat kental
sampai-sampai jarang ada anak yang sekolah dari kampung tersebut dan sekolah di
pandang sebelah mata oleh warga sekitar, di kampung tersebut ada sebuah
keluarga yang bisa di bilang sebagai actor utama atau actor penting yang ada di
perkampungan tersebut, keluarga terhormat yang sangat di percaya oleh masyarakat
sekitar
Keluargaku cukup berbaur dengan masyarakat sekitar,
namun dengan pandangan rendah yang di tunjukan masyarakat sekitar kepada keluargaku,
ayahku sangat sabar dan tangguh cacian seperti apapun yang menghadangnya dia
tetap tersenyum namun tidak dengan ibuku yang sering kali ingin berbegegas
pindah dari lingkungan yang tidak rapam tersebut, tetapi ayahku tetap menannya
dan membuat ibuku sabar menghadapinya.
Kemudian aku lahir dari keluarga sederhana ini yang
sangat mencintaiku, aku orang yang cantik banyak orang-orang yang iri kepadaku,
pemuda sekitar pun banyak yang menginginkanku meskipun aku masih kecil dan kebetulan
keluarga terhormat itu punya anak yang seumuran dengan ku, dia sangat iri kepadaku
karena pemuda-pemuda sekitar banyak membicarakanku padahal aku sendiri tidak
mau jadi topik pembicaraan mereka, dengan rasa iri nya dia sering kali mengajak
teman-temannya yang lain untuk menghinaku, mengejekku dan mencaci maki diriku
bahkan keluargaku.
Suatu Ketika aku dengar dari ibuku bahwa keluarga
terhormat itu menuduh gaji sedikit yang di terima oleh ayah dan ibuku itu gaji
hasil korupsi, ibuku menceritakannya kepadaku sambil menangis, setelah
mendengar cerita tersebut aku bertekad aku akan menjadi orang sukses dan
membungkam mulut orang-orang yang telah menghina keluargaku
BACA JUGA :
Kisah: Negeri Penyihir Babilonia dan Dua Malaikat
Kisah Seorang Pembunuh Yang Masuk Surga
Kisah Tiga Orang Bani Israil Berpenyakit Belang, Botak dan Buta
Aku pun tumbuh membesar namun cacian masih tetap
menerjangku aku bercita-cita ingin menjadi seorang dokter dan hanya aku yang
sekolah di kampung tersebut, tiap kali aku berngkat sekolah warga sekitar
selalu mengejekku seperti ini “mau kemana bu dokter? Mau sekolah?” dengan nada
ejekan dan tawa kecil yang sangat jahat, aku tidak melirik sedikit pun dan aku
melanjutkan berjalan kaki seorang diri, Ketika aku pulang terkadang ada yang
melampar batu ke kaca rumah ku dengan diiringi dengan surat yang membungkus
batu tersebut, ya dan tentu saja surat itu isinya cacian yang di lontarkan
orang-orang terhadapku, aku terdiam dan hanya bisa nangis seorang diri, aku tidak
melaporkannya kepada kedua orang tua ku karena aku tidak ingin membuat mereka kecewa.
Namun pada suatu hari ibuku menemukan tumpukan surat
cacian itu di kamarku sambil menangis ia mendatangi ayahku dan mengadukannya,
setelah itu aku lulu dari SMP dan SMA yang cukup bagus lumayan jauh dari
tempatku tinggal butuh setengah jam untuk sampai ke sekolah tersebut. Maka orang
tua ku memilih meninitpkan ku kepada bibiku agar tidak terlalu jauh dari sekolah,
tetapi itu tidak bertahan lama aku di perlakukan kurang baik, sehingga aku Kembali
ke rumah dan tiap aku sekolah terkadang ayahku yang mengantarkan ku ke jalan besar
setelah itu aku naik angkutan umum, terkadang pula aku berjalan kaki menuju
jalan besar yang kemudan naik angkutan umum, perlu 30 menit dari rumahku dengan
berjalan kaki untuk sampai ke jalan besar, namun itu tidak menyurutkan semangatku
dengan cacian yang terus menerjang aku tetap menjalani hidupku.
Setelah itu aku lulus dari SMA dan akan melanjutkan ke
perguruan tinggi cita-citaku menjadi seorang dokter perlahan hampir ku raih
setelah mangikuti serangkaian tes yang ku ikuti hanya satu tes yang membuatku
tidak lulus yaitu tinggi badanku kurang 2 cm, tidak ada hari yang sesedih itu
rasa sedihku melebihi sedihnya di caci oleh masyarakat sekitar, setelah cukup
lama aku terpuruk dan ibuku menyarankanku untuk menjadi seorang guru dan aku
menurutinya dan mengikuti tes keguruan dan ya alhamdulillah aku lulus masuk di
salah satu perguruan tinggi yang berbasis keguruan, 4 tahun lamanya kuliah dan
setelah wisuda ada tes CPNS dan aku langsung mengikutinya dan alhamdulillah aku
salah satu orang yang baru wisuda dan langsung PNS.
Tidak henti-hentinya cacian menghampiriku banyak orang-orang
yang menuduhku bahwa aku lulus CPNS hasil sogokan, padahal itu hasil jerih
payahku sendiri, tetapi aku tidak menghiraukan mereka akhirnya aku PNS dan mengajar
di sebuah sekolah, tidak lama kemudian datang pangeran tampan yang meminangku
dan mengajaku untuk pindah ke kota dan aku mengikutinya, namun aku tidak lupa kepada
keluargaku seringkali aku pulang untuk menembus rasa rindu kepada keluargaku.
Dan alhamdulillah sekarang zaman sudah berubah hampir
setiap anak di kampungku sekolah dan keluarga terhormat itu pun sudah menjadi
keluarga biasa yang ada di kampungku, seringkali mereka tersenyum kepadaku Ketika
melihatku dan aku balas dengan senyuman rasa sakit karena terkadang aku sedikit
ingat masa laluku.
done
ReplyDeleteGood
ReplyDeleteInformative and helpful
ReplyDeleteMantul
ReplyDeleteNice article
ReplyDelete