Pembelajaran Berdiferensiasi

 Oleh: Rizqi Abdul Majid

    Pendidikan pada dasarnya harus memperhatikan keragaman anak di dalam kelas. Setiap anak memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, guru harus bisa mengidentifikasi keragaman anak dan memberikan pendekatan yang tepat agar setiap anak bisa meraih potensinya. Artikel ini akan membahas tentang keragaman anak di dalam kelas beserta contohnya dan teori pendukungnya.

    Pembelajaran berdiferensiasi atau differentiated instruction adalah suatu pendekatan pembelajaran yang didesain untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, gaya belajar, minat, dan kemampuan siswa secara individual. Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan pembelajaran siswa dengan memberikan pengalaman belajar yang relevan dan menantang, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka. Pembelajaran berdiferensiasi mengakui adanya keragaman dalam kelas dan menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan siswa, sehingga setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajarnya. Pendekatan ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan keterampilan di level yang sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga tidak ada siswa yang merasa terlalu mudah atau terlalu sulit. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan karakteristik individu siswa. Guru harus mengetahui gaya belajar siswa, bakat dan minat siswa, serta kebutuhan khusus yang dimiliki siswa, seperti siswa dengan disabilitas atau siswa dengan kondisi kesehatan tertentu. Dengan begitu, guru dapat menyesuaikan pengajaran dan strategi pembelajaran yang tepat untuk setiap siswa.

1. Keragaman Anak dalam Hal Gaya Belajar Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang lebih suka belajar dengan cara visual, ada juga yang lebih suka belajar dengan cara kinestetik atau langsung praktik. Sebagai contoh, seorang anak yang memiliki gaya belajar kinestetik akan lebih mudah memahami materi ketika dia diajak untuk melakukan praktik langsung. Sedangkan, anak yang memiliki gaya belajar visual, akan lebih mudah memahami materi ketika disajikan dalam bentuk gambar atau video. 

Teori pendukung: Menurut teori Howard Gardner tentang kecerdasan majemuk, setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, seperti kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan kinestetik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebagai guru, kita harus memperhatikan keragaman kecerdasan anak dan memberikan pembelajaran yang beragam untuk mencakup semua kecerdasan tersebut.

2. Keragaman Anak dalam Hal Bakat dan Minat Setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki bakat di bidang seni, ada juga yang memiliki bakat di bidang olahraga, atau di bidang matematika. Anak yang memiliki bakat dan minat di bidang tertentu akan lebih mudah mengembangkan kemampuan mereka jika mereka diberikan kesempatan dan pembelajaran yang tepat. 

Contoh: Seorang anak yang memiliki bakat di bidang musik, akan lebih mudah mengembangkan kemampuan musiknya jika dia diberikan kesempatan untuk belajar dan berlatih musik secara teratur. Begitu juga dengan anak yang memiliki bakat di bidang matematika, akan lebih mudah mengembangkan kemampuan matematikanya jika dia diberikan kesempatan untuk belajar dan berlatih matematika secara teratur.

Teori pendukung: Teori Multiple Intelligences dari Howard Gardner mendukung konsep ini. Gardner menyatakan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, termasuk kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan linguistik, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, guru harus memperhatikan kecerdasan dan minat anak, dan memberikan kesempatan yang memadai untuk mengembangkan bakat dan minat mereka.

3. Keragaman Anak dalam Hal Kebutuhan Khusus Anak-anak dengan kebutuhan khusus, seperti anak-anak dengan disabilitas, ADHD, atau autis, juga harus diperhatikan dalam pembelajaran. Mereka membutuhkan pendekatan yang khusus dan perhatian yang lebih dari guru dan


Comments

In Our Opinion and Learning