SEL.11.2-T5-8 Aksi Nyata Persfektif Sosiokultural dalam Pendidikan

 

SEL.11.2-T5-8 Aksi Nyata

Nama                      : Risna Sri Wahyuni

NPM                        : 039223348

Dosen Pengampu   : Yuli Mulyawati, M.Pd

Pada mata kuliah Perspektif Sosiokultural Dalam Pendidikan saya mempelajari pentingnya pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD. Topik ini sangat penting bagi saya untuk menambah pengetahuan saya mengenai keberagaman kemampuan peserta didik yang akan saya ampu nantinya.

Berikut hasil refleksi setelah mempelajari topik 5 Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan:

Sebelum memulai pembelajaran, saya melihat bahwa menerapkan Scaffolding dalam ZPD merupakan suatu konsep yang menantang karena memerlukan evaluasi terhadap kemampuan dasar dan potensi peserta didik sebelum memulai proses pembelajaran. Dalam mengeksplorasi konsep topik ini, saya menyadari pentingnya dan penerapan praktis dari pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagai bentuk Scaffolding pada ZPD. Saya mulai menyadari bahwa terdapat berbagai metode untuk menilai kemampuan dasar dan potensi peserta didik agar Scaffolding pada ZPD dapat diimplementasikan. Saya juga mempertimbangkan kolaborasi dengan guru dari mata pelajaran lain guna mencapai tujuan pendidikan, melibatkan peserta didik yang lebih ahli sebagai tutor sebaya, dan mengambil peran sebagai model yang tepat untuk peserta didik. Pada saat yang sama, saya mendengar tentang tantangan yang dihadapi oleh guru muda yang mengajar di daerah 3T. Meskipun menghadapi berbagai kendala, mereka tetap gigih dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik. Di sinilah saya melihat implementasi nyata dari pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagai Scaffolding pada ZPD dengan memanfaatkan situasi yang ada.

Pada bagian ini, kita diajak untuk berdiskusi dan berbagi sudut pandang mengenai cara kita memahami pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan sebagai Scaffolding pada ZPD. Setelah saling berbagi pandangan, kami terlibat dalam diskusi untuk menemukan persamaan dan perbedaan dalam pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD. Melalui kerjasama, kami dapat lebih jelas memahami konsep Scaffolding pada ZPD. Hal penting yang saya peroleh dari proses demonstrasi kontekstual adalah simpulan yang kami raih setelah kami berdiskusi, mengemukakan berbagai pendapat yang berbeda, sehingga kami dapat mencapai satu kesimpulan yang dihasilkan secara bersama-sama untuk menyelesaikan tugas kami. Ketika saya mengalami kesulitan memahami materi dalam topik ini, rekan-rekan saya membantu saya, dan sebaliknya. Selain itu, saya juga belajar bagaimana menyajikan hasil pemikiran kami dengan cara yang menarik, ringkas, dan informatif.

Sejauh ini, saya menyadari bahwa konsep Scaffolding pada ZPD melibatkan kerjasama dari berbagai pihak. Peran keluarga dan masyarakat memiliki peran penting dalam memaksimalkan potensi belajar peserta didik. Pengetahuan dan keterampilan peserta didik tidak hanya bergantung pada peran guru, melainkan juga dipengaruhi oleh interaksi dengan berbagai pusat pendidikan lainnya. Pemahaman baru yang saya peroleh atau perubahan dari pemahaman awal sebelum pembelajaran mengenai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diaplikasikan sebagai Scaffolding pada ZPD terletak pada implementasi praktis dari konsep tersebut. Awalnya, saya beranggapan bahwa menerapkan Scaffolding pada ZPD akan menjadi suatu hal yang sulit. Namun, setelah mempelajarinya, saya menyadari bahwa implementasi Scaffolding pada ZPD dapat dilakukan dengan menggandeng kerjasama pihak lain, seperti guru dari mata pelajaran lain dan rekan sebaya peserta didik. Selain itu, saya juga menyadari pentingnya pengembangan diri agar dapat menjadi panutan yang baik bagi peserta didik dalam proses belajar.

Hal yang ingin saya tanyakan yaitu bagaimana cara untuk menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD pada peserta didik yang jumlahnya sangat banyak dan mengetahui kemampuan dasar peserta didik dengan cepat ?

Mata Kuliah perspektif sosiokultural ini memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lainnya, diantaranya

  1. Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu adanya kodrat alam dan kodrat zaman yang perlu dipahami oleh setiap guru sebelum memulai pembelajaran

  2. Mata kuliah Pembelajaran berdiferensiasi adalah di topik 4, terdapat istilah tri pusat pendidikan. Tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, masyarakat dan keluarga. Ini sangat berkaitan dengan role model bagi peserta didik untuk belajar secara maksimal

  3. Mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah pada topik 1, dijelaskan mengenai berbagai jenis asesmen yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengetahui latar belakang peserta didik.

  4. Mata Kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi, pada topik 3 dijelaskan berbagai metode pengajaran yang bisa dilakukan dan memfasilitasi perbedaan kemampuan setiap peserta didik.

Manfaat dari topik ini bagi saya adalah kemampuan untuk memahami peserta didik secara menyeluruh, termasuk pemahaman terhadap kemampuan dasar mereka dan tujuan belajar. Selain itu, saya dapat berlatih bekerja sama dengan guru lain untuk mencapai sasaran pendidikan bersama-sama. Melalui pemahaman ini, saya juga mampu melakukan introspeksi terhadap perilaku saya sendiri, mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki agar saya dapat menjadi contoh yang baik bagi peserta didik saya. Saya menilai kesiapan saya berada di skala 7 karena saya memerlukan trial and error dalam menerapkan konsep ini dan diperlukan 10000 jam praktek untuk menyempurnakan kemampuan saya dan yang perlu saya lakukan adalah menyiapkan bahan pengajaran yang berpusat pada peserta didik dan ruang untuk selalu berulang-ulang praktek di segala macam kelas.


 


Comments

In Our Opinion and Learning